menjemput SYAHADATku

setelah beberapa lamanya tidak ingin menulis karena disibukkan dengan berbagai persoalan perusahaan, akhirnya sekarang hasrat menekan keyboard 'butut' ku kesampaian juga. berhari2 rasanya aku ingin sekaliberdebat atau apapun namanya menyikapi permasalahan bangsa ini. dipikir2 memang kewenangan ini bukan padaku, tetapi aku ini rakyat Indonesia yang setiap harinya bernafas dan hidup di tanah air Indonesia. mau tidak mau adalah keharusanku untuk ikut berpikir ada apa sebenarnya Indonesiaku kini?
gaya hidup hedonis, paradigma matematika kapitalis dan persoalan yang tidak kalah seru 'perang global' yang di alih paksa menjadi kata terorisme menjadi stigma baru bagi gaya hidup dan pola hidup sebagian orang yang mau berlaku benar.
memang berlaku benar mesti tidak takut terhadap apa yang disebut 'skenario' akal-bulus para pembuat makar, alih2 untuk kesetaraan dan keadilan, untuk hidup tenang bagi negeri ini adalah sesuatu yang teramat mahal.
oleh karena itu bangsa ini sesungguhnya berada dalam biduk bergoyang di tengah lautan yang ombaknya siap menghempaskannya ke karang. coba renungkan untuk hidup rileks dan melepas penat saja susahnya minta ampun. bagaimana mau tenang kalau setiap hari kita disuguhkan dan dipaksa untuk mengkonsumsi tayangan televisi yang tidak jelas arah edukasi dan pemberitaan faktanya. berita yang selalu disodorkan tidak lebih baik dari sekedar cerita dongeng yang bobotnya tidak lebih dari sekedar imaginasi seorang anak yang ingin mendengar 'kebahagiaan' hanya pantas untuk dirinya sendiri!